12.1.10

Kesombongan yang Tersamar

"Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian." (Amsal 29:23)  

Di sebuah persekutuan doa, ada beberapa jemaat yang datang beribadah menggunakan mobil-mobil bagus. Ada juga beberapa yang datang dengan mobil usang. Seorang dari mereka yang datang dengan mobil usang selalu saja memarkir mobilnya jauh-jauh. Seseorang bertanya kepadanya, "Mengapa mobil Anda selalu diparkir jauh-jauh?"

Dengan nada bicara merendah ia menjawab, "Ah... mobil saya kan jelek. Nanti kalau saya sudah punya mobil bagus, saya akan parkir bersama yang lainnya."

Sekilas, apa yang ia sampaikan menyiratkan pernyataan yang wajar. Namun, kalau ditelisik lebih dalam, ini adalah sebuah pernyataan yang berawal dari kesombongan. Sebabnya, orang itu merasa keberadaan dirinya belum cukup layak untuk bersanding dengan orang-orang lain sekomunitasnya. Bila saat itu ia mendapatkan dirinya berkeberadaan terbalik, yaitu lebih hebat dari orang lain, bisa jadi ia akan mencari cara untuk menujukkan bahwa dirinya berbeda. 

Saudara, hati-hatilah dengan slogan atau ajakan "berani tampil beda". Di satu sisi itu memancing agar tiap orang menyadari keunikannya, bersyukur dan memuliakan Allah atas apa yang Allah anugerahkan khusus bagi dirinya. 

Tapi, di sisi lain, itu juga dapat menjadi suatu jerat yang membuat kita narsis -- selalu menganggap diri lebih baik atau lebih hebat daripada yang lain. Dan, ketika suatu hari kita menemukan kenyataan bahwa diri kita tidak lebih baik dan lebih hebat, kita pun berusaha untuk tetap tampil beda dengan melakukan mirip yang dilakukan pria yang memarkir mobilnya jauh-jauh itu tadi. (~s.n~)

Kata-kata hikmat: Menjadi apa adanya kerapkali jauh lebih penting daripada berusaha menjadi segalanya.

No comments: