9.12.09

Menerjemahkan dengan Hati

Wanita itu, bahkan mungkin kita semua, tentunya bisa putus harapan ketika dokter memberi vonis: dalam tubuh ada kanker paru-paru stadium IIIB, dan usia hidup tinggal 4-6 bulan lagi.

Vonis itu merupakan hasil dari apa yang dialami wanita itu sejak awal Agustus 2004, bahkan sebelumnya. Di awal Agustus 2004, ia sedang mandi ketika merasakan sakit di bagian dada. Di hari-hari berikutnya ia menjalani serangkaian pemeriksaan medis yang bikin nyali ciut: semua bukti medis tampak memupuskan harapannya untuk terus bertahan hidup. Namun, ia tak kehilangan iman. Ia terus menaruh harapan pada Tuhan, berdoa dan mengharapkan mukjizat. Saat ia mengalami penyakit ini, baik buku dan film serial Harry Potter sedang meraup sukses di banyak negara.

Satu bulan berlalu, sepertiga rambutnya ambrol. Namun, tak lama setelah itu, mukjizat terjadi: ia disembuhkan Tuhan dengan cara ajaib. Wanita itu, Listiana Srisanti namanya, telah mengalami pertolongan Tuhan.

Listiana yang menerjemahkan serial Harry Potter dan beberapa buku terbitan Gramedia, memang dikenal sebagai salah satu penerjemah yang terbaik. Bahkan, ketika Memoar Seorang Geisha karya Arthur Golden diterjemahkan oleh Listiana, Arswendo Atmowiloto menyatakan: "... terjemahan Listiana jauh lebih menyentuh daripada buku aslinya. Mungkin Listiana mampu menghayati roh perempuan yang rapuh secara utuh ..."

Bila kita pernah membaca buku Geisha itu (cetakan pertama tahun 2002), dengan lirih diuraikan penderitaan jiwa seorang wanita yang tak berdaya akibat didera berbagai kesengsaraan hidup. Sebuah keadaan yang tampaknya juga mewakili kondisi jiwa-raga Listiana sebelum ia mengalami sakit yang mengerikan.

Seorang manusia yang rapuh dengan penyakit mengerikan, telah melakukan sesuatu yang tak dilakukan manusia-manusia yang merasa dirinya normal atau bahkan superior. Listiana menerjemahkan dengan hatinya, sehingga apa yang ia lakukan juga menjamah hati orang lain. Ia terus berkarya, namun tetap menjiwai apa yang ia lakukan dengan kepasrahan penuh pada Yang Ilahi.

Dalam ketidakberdayaan dan keterbatasan, acapkali kekuatan Ilahi yang lebih besar menolong kita untuk bisa melakukan sesuatu yang menjadi bagian atau pekerjaan kita. Dan, jikalau kita tetap bertekun, niscaya semua yang kita lakukan berakhir dan berbuah indah.

Sidik Nugroho
Sidoarjo, 9 Desember 2009
Catatan: Matur nuwun untuk Pak Sumardianta atas kisah Listiana Srisanti dalam bukunya yang berjudul Simply Amazing.

No comments: