1.10.09

diburu seperti anjing

"tangkap!" keras sekali suara-suara itu mengucap kata yang sama. hampir bikin telinga pekak. "sikat! hajar!"

"jangan sampai lolos!" kata sebuah suara pengepung sambil mengacungkan sebuah tongkat pemukul. "dia bikin anakku rabies! hampir mati!"

mereka dikomando mengepung buruan yang mereka dapatkan.

"hampiiir matiii! bayangkan!"

para pengepung merapat demi mendengarnya, turut mendelik lebar dan memajukan bibir, membentuk lingkaran yang makin lama makin kecil.

buruan itu, seekor anjing, tampak ciut. seringainya pudar, lenyap.

si anjing meregang nyawa menyambut perlakuan atas dirinya. sambil menghembuskan nafas terakhir, ia berusaha menggerakkan sebuah kakinya yang digebuk terakhir.

***

"jangan biarkan dia lolos!" teriak seorang warga di suatu perumahan. ada kayu yang baru saja patah dalam genggaman tangannya. "yang punya minyak tanah, bawa keluar!"

"biar kapok dia!" kata sebuah suara. "cih!"

rintihan pilu dan derai tangis pria yang diludahi itu tak lagi tersuara. celananya sobek, pahanya terluka hebat. aspal seluas dua meter persegi jadi merah.

sebuah pencurian motor telah gagal.

seorang pria berlari cepat, datang membawa botol berisi minyak tanah. diguyurkan isi botol itu pada pria yang kini terkapar.

seorang pria lain menyulut korek api.

***

"pak! paaak!" suara seorang anak kecil. "aku sekarang sudah sembuh."

"aku dapat pinjaman dari pak rt," kata istrinya. "besok anak kita sudah sekolah lagi, pak."

pria itu terbangun. "uhhh!" katanya. dan, "hah?" tanyanya padanya si anak dan istrinya. ia bengong, dan seketika bingung.

samar-samar, kemudian makin jelas, ia melihat seorang pria yang ia ingat duduk di sebelahnya: seorang pria yang tampil ketika batang korek menyala melayang di udara. tangan pria itu gesit sekali mengangkap korek menyala itu. "kau...," ia tak kuasa berkata-kata, mengalihkan wajah, memandangi langit-langit di kamar rumah sakit.

ia hendak menggerakkan sebuah kakinya. tapi, kok? lho?

ia baru sadar, ia telah diamputasi.

***

ia akan meninggalkan rumah sakit. ia menunggu istrinya, anaknya, dan polisi. ia membaca sebuah buku pemberian pria bertangan gesit; di sebuah halaman tertulis:

"aku percaya adanya tuhan, sehingga aku percaya adanya upah untuk jerih-lelahku."

***

sidoarjo, 30 september 2009

inspirasi dari:
- http://www.pos-kupang.com/read/artikel/35610
- http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailopiniindex&kid=2&id=1262
- biografi mini ned kelly; "If I come across Ned Kelly I’ll shoot him like a dog." (Const Strahan, one police officer); http://www.ironoutlaw.com/html/history_01.html

No comments: