23.5.09

Jawaban yang Lain

"... aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku." (Mazmur 73:22-23)

Matius 6:5-15

"Jangan lupa doakan saya, ya?" Begitu sering kita mendengar kata-kata itu, terutama bila yang meminta didoakan sedang dalam suatu kesusahan atau menemui jalan buntu. Memang benar, dengan doa semua persoalan bisa diatasi. Namun, berapa banyak dari orang-orang yang sering minta didoakan itu -- mungkin juga termasuk kita -- tahu bahwa doa merupakan sarana untuk kita mengetahui kehendak Allah?

Sammy Tippit dalam bukunya The Prayer Factor menyatakan dengan gamblang, "Berdoa dengan kehendak yang diserahkan kepada Allah berarti meresikokan hidup kita kepada Allah. Terlalu banyak orang dalam generasi ini yang mencari kenyamanan. Terlalu banyak orang menggunakan doa untuk melarikan diri dari kesulitan."

Doa bukan sekedar kegiatan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang kita minta atau niatkan mendapat jawaban, atau "jalan yang lurus", tapi juga sarana untuk menguji semua yang kita minta dan niat kita di hati dengan suatu pertanyaan: apakah itu semua sesuai kehendak Allah?

Tuhan pernah menyatakan bahwa sebelum kita berdoa, Bapa mengetahui apa yang akan kita minta (Matius 6:8). Jawaban Tuhan bisa "ya", "tidak", atau "tunggu". Namun, bila suatu ketika Tuhan serasa hanya diam, dan kita tak menemukan jawaban atas sesuatu yang kita minta dalam doa, kita sebenarnya sedang diminta Tuhan untuk menyadari sebuah jawaban yang lain -- sebuah jawaban mengapa doa kita tak dijawab: kita diminta untuk senantiasa bersabar dan bersandar kepada-Nya; karena Ia punya alasan terbaik untuk berdiam diri. (SN)

"Dalam kehidupan ini kita dituntut untuk sadar bahwa tidak semua jawaban atas suatu pertanyaan itu baik adanya."

3 comments:

rco said...

Do'akan saya juga, Bang. Saya sudah lama tidak ke gereja....

Unknown said...

Saya juga sedang intensif berdoa nih. Doakan saya dapat yang terbaik ya..

Sidik Nugroho said...

bung rco dan mbak vicky... semoga renungan ini menggugah anda berdua. bukan saya lho ya. saya hanya kuli tinta... :-)