Kemacetan yang ada di Pasar Porong sungguh-sungguh parah akibat bencana lumpur Lapindo. Walaupun jalan ke arah utara dari Porong sudah dibagi dua ruas dan dua ruas itu masing-masing bisa dilewati tiga mobil, tetapi tetap saja kemacetan di Pasar Porong seringkali terjadi, utamanya di jam-jam sibuk.
Karena alasan ini saya yang hampir tiap minggu pulang ke Malang memutuskan untuk tidak naik bis atau kereta api. Perjalanan menggunakan bis bisa memakan waktu 2,5 hingga 3 bahkan 4 jam -- padahal dulu hanya 1,5 sampai 2 jam. Sementara kereta api jadwalnya sering tidak tepat waktu, baik keberangkatan juga kedatangannya.
Karena itu, selama 1,5 tahun saya bekerja sebagai guru di Sidoarjo, saya selalu naik motor. Dalam tiap bulan rata-rata saya tiga kali pulang ke Malang. Dan, kadangkala, karena itu sudah jadi rutinitas, saya lupa berdoa bila pergi atau bersyukur ketika datang.
Sampai suatu hari, belum dua minggu berselang ketika menulis renungan ini, saya mendengar kecelakaan yang mengerikan: dua pemuda yang nekat menerobos palang perlintasan kereta api, tewas mengenaskan. Dan, palang kereta api itu jaraknya sangat dekat dengan tempat kos saya!
Bila kita menumpang bis atau kereta, tertidur satu jam tak masalah. Tapi bila naik kendaraan sendiri, terpejam lima detik saja bahaya. Setelah kian sadar bahwa selama ini saya selalu diberi keselamatan oleh Tuhan dalam perjalanan, maka saya pun bersyukur lagi kepada-Nya. Bagaimana dengan Anda? Masihkah ada alasan yang Anda bisa gunakan untuk bersyukur pada-Nya?
No comments:
Post a Comment