10.1.11

kisah remaja yang ditinggal ayahnya bunuh diri

7 januari 2011, iseng-iseng aku baca novel "after" karya francis chalifour. bercerita tentang francis, remaja 17 tahun yang susah menghapus kenangan tentang ayahnya yang meninggal bunuh diri. kubaca tak sampai dua jam, namun meninggalkan kesan yang dalam.

novel tipis terbitan gpu ini dilabeli teenlit. sosok francis, tokoh utama dalam novel ini, seorang remaja 17 tahun, digambarkan begitu hidup. aku jadi teringat pada holden caulfield dalam novel "catcher in the rye" karya sallinger. francis digambarkan sebagai remaja penurut dari luar, namun suara batinnya penuh dengan pikiran yang konfrontatif, mirip holden. novel dengan gaya pengisahan dari sudut pandang orang pertama ini mengajak pembaca menyusuri ruang batin seorang remaja yang jiwanya tengah merana.

bagi francis, kehilangan ayahnya membuat hidupnya berantakan. apalagi ayahnya meninggal dengan cara bunuh diri. ia kehabisan ide dan cara untuk menjelaskan kepada orang-orang di sekitarnya -- perasaannya, kejadian bunuh diri itu, dan sebagainya.

novel ini penuh dengan kisah berupa adegan-adegan pendek. adegan-demi-adegan itu adalah berbagai kenangan francis pada mendiang ayahnya. sekilas aku teringat pada novel "for one more day" karya mitch albom yang mengisahkan hal yang mirip. bila mitch menggunakan mimpi dan berbagai adegan surealis untuk menggambarkan kerinduan seorang anak pada ibunya yang telah meninggal, maka francis dalam novel ini mengandalkan kenangan yang dapat melintasi benak seorang remaja tentang mendiang ayahnya: kenangan-kenangan itu dituturkan dengan lirih.

untunglah francis memiliki adik laki-laki berusia 4 tahun yang polos bernama luc. saat francis dihinggapi kesedihan yang panjang, luc membuatnya memandang kehidupan dengan cara yang berbeda. ia belajar dari luc bahwa kehidupan yang mereka alami masih panjang. dan berbagai tantangan serta kemungkinan masih terus membentang.

inilah sebuah novel remaja yang lain dari teenlit kebanyakan. walaupun bukan remaja lagi, aku bersyukur bisa membacanya. aku terhitung jarang membaca novel-novel teenlit. dari sekilas pengamatanku, teenlit lebih banyak mengurai cerita tentang asmara dan kehidupan serba metropolis.

"after" juga mengisahkan sebuah bagian tentang asmara, saat francis bertemu seorang gadis yang memiliki nasib mirip dengannya, kehilangan salah satu orang tua. namun pada akhirnya asmara itu hanya bermuara pada pertemanan biasa, walau francis sebenarnya berharap menjalin hubungan yang lebih dari sekedar berteman. jadilah francis belajar untuk menata hidupnya lagi bersama dukungan keluarga dan teman- teman dekatnya -- berusaha tegar, tabah, dan optimis menjalani hidupnya.

kesimpulanku, novel ini menyuguhkan satu sisi kehidupan yang berbeda -- satu sisi yang jarang ditilik, namun tak jarang dialami banyak remaja masa kini. dan satu hal yang asyik lainnya adalah profil pengarangnya: ia adalah seorang guru kelas tujuh dan delapan di sebuah sekolah di kanada, dan kini ia tengah melanjutkan pendidikannya dengan fokus penelitian pengaruh kondisi hati remaja yang berduka terhadap prestasi belajar mereka. ya, penulisnya sedang merangkai cerita yang tak jauh- jauh dari dunianya.

***

after (luc dan aku), francis chalifour, penerjemah alexandra karina, gpu, 2007, 183 halaman

sidoarjo, 7 januari 2011

1 comment:

eha said...

tentunya kisah ini jadi hidup krn si penulis bertutur seputar dunia remaja yg digelutinya sehari-hari.
Aku mau mencarinya di toko buku, tq buat ulasannya, mas