26.10.09

Terserah pada Allah

"... aku melupakan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku." (Filipi 3:13)

Perikop: Filipi 3:1b-16

Paulo Coelho, dalam bukunya Sang Alkemis, menyingkap dengan cara yang indah bagaimana seorang pengelana mewujudkan takdirnya. Pengelana ini dikisahkan melintasi padang gurun untuk mencari harta karun yang ia lihat dalam mimpinya. Harta karun itu, dalam mimpinya berada di bawah piramida-piramida di Mesir.

Untuk mencapai Mesir ia harus melintasi sebuah gurun luas yang penuh tantangan. Di awal perjalanannya melintasi gurun, si pemandu unta yang memimpin rombongan berkata, "Begitu kau menginjakkan kaki di padang pasir, kau tak bisa mundur lagi. Dan kalau kau tak bisa mundur lagi, kau hanya perlu memikirkan cara terbaik untuk maju terus. Selebihnya terserah pada Allah, termasuk bahaya yang mengintai."

Jikalau kita belum pernah menempuh sebuah tantangan untuk mewujudkan apa yang kita yakini sebagai tujuan kita, kata-kata si pemandu unta rasanya tak berkekuatan. Namun, bagi Anda yang telah berkali-kali gagal dalam mewujudkan sebuah impian namun tetap berjuang, kata-kata itu rasanya amat bermakna. Hidup ini tak indah kalau kita tak pernah bertemu dengan kegagalan, jalan buntu atau penderitaan. Rasanya seperti menonton film atau membaca cerita tanpa konflik.

Nah, kini bagi Anda yang yakin akan tujuan Anda dan tak hendak mengubahnya, mari maju terus! Tuhan lebih suka kita berani melangkah walaupun salah, daripada menunggu terlalu lama dan tak berbuat apa-apa. Dan Tuhan pun akan menyingkap jalan yang harus ditempuh, selama kita memperjuangkan sesuatu dengan hati dan niat yang tulus. (sn)

No comments: