ini adalah sebuah renungan di hari minggu. selamat hari minggu.
"TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14)
"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu..." (Yakobus 4:8)
***
"semua orang datang dan pergi, aku tetap tegar. aku sering dikecewakan, tapi aku tidak kecewa berlarut-larut. aku sering disakiti, namun aku bangkit lagi. beberapa pria datang, mereka selingkuh, aku ditinggalkan, aku tetap tegar. semua ini mampu kutanggung karena aku pernah bertemu tuhan secara pribadi. pertemuan itu bagiku sangat luar biasa. aku seperti mendengar tuhan berkata kepadaku, 'aku sayang kamu'. dan aku berani menyimpulkan bahwa tidak ada hal yang lebih indah di dunia selain mendapat kesempatan bertemu tuhan secara pribadi. mendengar apa yang dikatakan tuhan padaku, rasanya akan jauh lebih manis daripada mendengar pria idamanku suatu saat berkata, 'aku mau melamarmu'."
itulah pengakuan seorang teman saya, seorang pendoa muda yang saleh. ketika mendengarnya saya benar-benar tertohok. bagaimana tidak, semua kata-katanya memang luar biasa. well, "bertemu tuhan"... luar biasa, bukan?
ya, kita dapat menyatakan dengan enteng bahwa kita dapat bertemu tuhan ketika doa sebelum makan, sebelum tidur, atau bahkan sambil menyetir dan bekerja. ya, ya, ya... tuhan omnipresent -- dia mahahadir! namun, bertemu secara intim dengan tuhan, lalu mendapat suatu pernyataan penting darinya, itu yang dimaksudkan teman saya. itulah saat kita melakukan doa bukan hanya sebagai rutinitas, tapi sebuah pencarian dan penjelajahan. doa menjadi cara di mana kita membawa diri mendekat kepada tuhan.
para motivator dan inspirator yang beberapa karyanya saya baca, umumnya menggunakan tuhan atau doa sebagai penghias yang manis dalam karya-karyanya. kita diingatkan untuk pasrah dan berserah pada tuhan lewat doa. tak salah memang, lewat mereka kita diingatkan juga akan keterbatasan daya-upaya juga asa yang kita miliki; lalu kita bergantung pada tuhan, sang pemilik hidup, untuk membimbing dan menuntun kita.
nah, yang menjadi masalahnya adalah: tuhan lebih dari sekedar pembimbing atau penuntun. ia bukan tuhan yang dogmatis. ia nyata. "ia lebih nyata daripada pakaian yang melekat di badanmu," kata kathryn kuhlman, seorang pendeta yang senantiasa menghadirkan keheningan manis dan sangat khidmat dalam ibadah-ibadah kesembuhannya.
ya, ia mau menjadi yang pertama kita hubungi ketika segala kepayahan mendera batin kita. ia mau menjadi sahabat kita. ia mau menghadirkan segenap kelimpahan sukacita dalam hati kita yang kerap dilanda gundah gulana dan gelombang ketidakpastian dalam hidup.
tuhan semesta alam, mau bergaul karib dengan manusia yang besarnya hanya sepersekian ukuran sebutir debu ketika ditilik dan dibandingkan dengan keluasan alam raya yang tak mampu terjelajah mata indrawi kita yang rawan penyakit rabun. itulah yang membuat kita semestinya bersyukur, dan rendah hati. seburuk apa pun pengalaman yang pernah kita alami, tuhan mampu angkat itu. sejelek apa pun masa lalu kita, tuhan tidak pernah menolak kita. dan di hari depan, ketika kegelisahan, kekecewaan dan ketidakpastian menyerang hidup kita, tuhan menjanjikan penghiburan dan masa depan yang penuh dengan harapan.
"nothing you can do, makes him love you more; nothing that you've done, makes him close the door," demikian bunyi dua bait sebuah lagu yang indah dari hillsong, yang pernah saya dengar suatu ketika. dan kata-kata itu juga hendak menyapa hati kita: ia mengasihi kita bukan karena apa yang sanggup kita lakukan; ia mengasihi kita apa adanya.
ia juga, kini, ingin membuka pintu rumahnya bagi kita. ia ingin kita mengetok-ngetok, masuk, minum teh, ngobrol-ngobrol, riang dalam keintiman dengannya.
***
sidik nugroho
malang, minggu, 7 juni 2009
pagi hari, sambil mendengar kicau burung dan riak air di akuarium
No comments:
Post a Comment