4.6.09

Menjamu Malaikat

"Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." (Ibrani 13:2)

Galatia 6:1-9

Seorang teman kos saya bercerita tentang mendiang ibunya yang dulu ketika hidup buka depot kecil. Suatu hari datang seorang pria muda yang kehausan. Ia sangat rapi. Ia meminta segelas air mineral. Ibu teman saya yang terkenal royal dan murah hati ini tak ambil pusing dengan kerapian pemuda itu, diberinya apa yang pemuda itu minta. Pemuda itu duduk sebentar, mengucapkan terima kasih, lalu pamit. Ketika ia baru keluar dari halaman rumah, si ibu keluar mencari pemuda itu, hendak menanyakan sesuatu. Namun, pemuda itu telah lenyap.

Dalam iman Kristen, perbuatan baik haruslah dilakukan tanpa pandang bulu. Kita tidak berbuat kebaikan karena orang berlaku baik pada kita. Kita tidak berbuat baik agar suatu ketika mendapat berkat. Kita bahkan diperintah oleh Tuhan untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Lebih-lebih, kepada orang yang menderita, Yesus berpesan agar kita berbuat baik. Karena apa yang kita lakukan kepada orang yang menderita, kita lakukan juga kepada-Nya (Matius 25:40).

Nah, keterlibatan malaikat dalam perbuatan baik semestinya dipandang sebagai anugerah istimewa Tuhan bagi mereka yang budiman. Ini juga dapat dipandang sebagai perkenan Tuhan akan perbuatan baik yang kita lakukan bagi orang lain. Alih-alih berharap dikunjungi malaikat seperti cerita tersampaikan di atas, yang terpenting adalah perbuatan baik itu sendiri. Alkitab memerintahkan agar kita tak boleh jemu-jemu atau berhenti berbuat baik, karena kita akan menuai apa yang kita tabur (Galatia 6:9).

"Orang benar melakukan tiap perbuatan baik dalam kehidupannya sebagai salah satu cara memberi ucapan syukur kepada Tuhan."

No comments: