palu yang dihantamkan bolak-balik ke paku yang dipasangkan di bagian bawah pintu bikin aku kaget. saat kaget, lalu terbangun, mukaku masam. aku ngomong ke bapakku, dengan nada suara agak tinggi, "mbrebeki wong turu wae (bikin terganggu orang tidur saja)."
bapakku cuma bilang, "lha iki wis sore kok (lha ini kan sudah sore)."
aku membalas lagi dengan nada marah, "mbok yo masange mbengi wae kan iso. aku lagi turu setengah jam (kalau memasang malam saja kan bisa. aku baru tidur setengah jam)."
bapakku hanya diam.
sebelum tidur aku merasa cukup lelah karena siangnya aku cukup banyak kegiatan, termasuk menghadiri acara bedah buku "simply amazing" karya j. sumardianta (buku ini sudah kubeli dan mau kuresensi dalam bulan juni). setelah pulang bedah buku aku onlen sebentar, mengecek beberapa situs koran kalau-kalau ada tulisanku yang dimuat. beberapa situs koran ternyata susah dibuka, internetnya lemot. informasi tulisanku ada yang dimuat atau tidak, gak berhasil kudapatkan.
begitulah, akhirnya, karena kesal dan terbangun akibat kaget, tanpa babibu, aku kemasi barang-barangku, pamitan seadanya, langsung balik ke sidoarjo. motor kutancap cukup laju, kesal di hati kurasa menumpuk-numpuk.
namun, dalam perjalanan, hatiku berbisik, "kelihatannya bapakmu tidak tahu kamu baru tidur setengah jam."
aku dicerahkan, ingat kalau pada saat pulang ke rumah dari onlen dari warnet, bapak-ibuku lagi tidur. aku melambatkan laju motorku, lalu berdoa agar perjalananku selamat, dan bapak-ibuku baik-baik saja di rumah. aku menyesal.
di perjalanan aku mengenang masa-masa kecil dulu. aku menyanyikan dalam hati lagu "ayah" garapan ada band. aku mengingat saat dulu bapak bercerita sering membawaku sore-sore naik bis tingkat waktu kami sempat tinggal di jakarta selama tiga tahun saat ia kuliah sambil bekerja. aku hampir lupa saat-saat itu, tapi ia bercerita sering menggendongku menyaksikan jalanan. tentang kegiatan ini, bapak bercerita kalau bapak, ibu, aku, dan abangku selalu menuju ke tingkat dua bis yang kami naiki, lalu ambil tempat duduk terdepan.
bapak juga orang pertama yang mengetahui adanya bakat menulis dalam diriku. ia orang yang bijaksana, sederhana, tak pernah mau disuap ketika bekerja, dan tak banyak bicara, walau sangat suka sekali bercanda.
masih banyak hal yang kuingat tentang bapak. bahkan minggu lalu dia mengantarku mencegat angkot yang menuju ke terminal hujan-hujan. sebelum nyegat angkot, tanpa kuduga ia mampir sebentar ke indomaret dekat rumah, membelikan aku obat batuk. aku memang lagi batuk waktu itu.
di antara semuanya, yang tak akan terlupakan adalah ketika ia akan dioperasi jantung di r.s. harapan kita. ketika memasuki ruang operasi dia memandangi mataku cukup lama dengan matanya yang berair, hanya menyatakan, "jogo sedulur-sedulurmu (jaga saudara-saudaramu)."
aku bersyukur memiliki seorang bapak -- hingga kini.
ketika sampai di sidoarjo aku menyesal tak menghabiskan waktu sejenak minum teh bersama bapak dan ibu -- hal yang seringkali kulakukan sebelum meninggalkan kota malang.
begitu sampai, aku segera meminta maaf kepada bapak. sungguh, aku gak berani telepon. aku hanya berani sms. aku, si pemarah ini, bersyukur untuk anugerah tuhan yang selalu menghadirkan kelembutan di hati, ketika amarah atau sakit hati mendera jiwa.
ketika menulis semua ini, aku berjanji akan membuat sebuah buku untuk bapakku -- walau itu tak akan pernah mampu membalas semua baktinya bagiku dan keluarga. jadi, tuhan, tolong aku agar dapat menunjukkan baktiku di saat-saat ini untuk bapakku -- dengan sepenuh kasih, ketulusan dan penghormatan.
sidoarjo, 31 mei 2009, 20.53
No comments:
Post a Comment