19.3.09

Memulai, Menekuni, Lalu Menemukan Keajaiban

"Saya tidak pernah memutuskan untuk menjadi penulis. Pada awalnya saya tidak berharap mendapatkan nafkah dengan dibacanya karya saya. Saya menulis sebagai seorang anak yang gembira ketika memahami hidup lewat pikiran saya...," demikian Nadine Gordimer berujar ketika menerima Nobel Sastra.

Ia menulis sejak kecil, berusaha memetakan apa yang ia lihat, cium dan rasa dalam berbagai hal, hingga suatu ketika cerita pertamanya diterbitkan saat berusia 15 tahun.

Beberapa orang menemukan panggilan hidupnya ketika mereka memulai sesuatu yang mengasyikkan. Begitu sederhana. Mereka tak menunggu mimpi, penglihatan supernatural, atau bisikan magis di telinga rohani mereka. Mereka, seperti Nadine Gordimer: memulai, menekuni, lalu menemukan keajaiban di kemudian hari.

Sayangnya, mungkin beberapa dari kita kadang abai terhadap kesederhanaan. Saya mengenal seorang yang mengaku kutu buku, suka membeli banyak buku, suka pergi ke perpustakaan untuk membaca buku; tapi banyak bukunya yang sudah ia beli tidak dijamah-jamah, apalagi tuntas terbaca. Keadaan ini rasanya dapat menjadi cermin para pekerja kreatif: kita kadang terlalu sibuk dalam memikirkan banyak hal untuk kreasi yang kita buat, tapi tanpa melakukan suatu langkah kreatif apa pun.

Inspirasi datang ketika kita mau memulai sesuatu, bukan hanya berpangku tangan dan murung merenung. Mari kita berkarya. Sejelek apa pun karya kita, dan apa pun bentuknya, kita semua memiliki peluang untuk menemukan keajaiban dari karya itu. Selamat berkarya! (~s.n~)

"Keajaiban yang datang tiba-tiba hanya ada di dongeng; di dunia ini kita mendapatkannya dengan kerja keras dan pengerahan segenap daya-upaya."

No comments: