"kula kelas gangsal, pak."
demikian ia menjawabku ketika kutanya
ia masih sekolah apa tidak
rambutnya klimis
senyumnya selalu tipis
dengan sepeda mini yang ia kayuh
santai ia membuat malu
para bajingan yang korup
yang menghiasi
lembar-lembar koran
akan kutunggu kripik tempemu
nikmat, mungkin buatan ayahmu
titip salam buatnya
ingin kuyakinkan dia
bahwa hidupnya bermartabat
memiliki anak sepertimu
yang tak pernah malu
menitipkan kripik tempe
di warkop itu buatku
kriuk kriuk, renyah sekali
ah, teman kecilku
segeralah datang lagi
kopi, koran, buku
dan lagu-lagu dangdut
yang selalu sertaiku
di warkop itu
kurang asoi tanpa
kripik tempemu
***
sepulang dari warkop cak min, 20 jan 2010;
di warkop melihat kripik tempe yg tgl 1 bungkus
No comments:
Post a Comment